Sabtu, 29 September 2012

lirik kangen dewa19

 D Bm G A 4x

D         Bm
Ku terima suratmu
     G           A
tlah ku baca dan aku mengerti 
D        Bm
Betapa merindunya 
G       C                 Bm
dirimu akan hadirnya diriku 
   F#m     G      Bm    C
Di dalam hari-harimu bersama lagi 

D            Bm
Kau bertanya padaku 
  G        A
kapan aku Akan kembali lagi 
D          Bm
Katamu kau tak kuasa 
G          C               Bm
melawan gejolak di dalam dada
     F#m     G         Bm
Yang membara menahan rasa 
   F#m    G       Em
pertemuan kita nanti 
  A 
Saat kau ada di sisiku 
  

[chorus]
D          F#m       G             
Semua kata rindumu semakin membuatku
A         Bm     F#m   G    Bm      A 
 Tak berdaya menahan rasa ingin jumpa
D          F#m      G              
Percayalah padaku akupun rindu kamu
A          Bm     A/C#           Em
 Ku akan pulang melepas semua kerinduan 
A
Yang terpendam
 
[intro] D Bm G A Bm F#m-G Bm-A

D            Bm
Kau tuliskan padaku 
  G             A
Kata cinta yang manis dalam suratmu 
D           Bm
Kau katakan padaku 
  G         C                 Bm
Saat ini ku ingin hangat pelukmu 
    F#m      G         Bm
Dan belai lembut kasihmu 
   F#m       G       Em
Takkan ku lupa slamanya 
  A
Saat kau ada di sisiku
  

  
Em     Bm           Em     Bm   A     Em
Jangan katakan cinta menambah beban rasa 
      Bm        F#m  G    
Sudah simpan saja sedihmu itu 
   A
Ku akan datang
  
[interlude] D Bm A/C# F# Bm-A G A
            D Bm A/C# F# Bm-A G... A 

ADVERTISE

ADVERTISE

<a href='http://a.tribalfusion.com/h.click/aymSoXoAUBmc3toWrB3aZbf2WEq46bIprjGXGUQ1c3U0GJNnEvV3FMPVFbAWP71Pa30PV3MPHBx1HFmT6fw4GM20bBZdU6iu56ZbdR6fE4WUO0HrLnt2x5PvS4Gj7VcndVcF7P6FvWdUVUFMY2rAuWajpVqM7ParKSsBIPrevsCiItpYqxmv4qRY3uQ7SXRX7mDjd46BiT8BYnReZc0crUxKdjXH/http://ads.planet49.com/www/delivery/ck.php?n=a5fa0d04' target='_blank'><img src='http://ads.planet49.com/www/delivery/avw.php?zoneid=1724&n=a5fa0d04&ct0=http://a.tribalfusion.com/h.click/aymSoXoAUBmc3toWrB3aZbf2WEq46bIprjGXGUQ1c3U0GJNnEvV3FMPVFbAWP71Pa30PV3MPHBx1HFmT6fw4GM20bBZdU6iu56ZbdR6fE4WUO0HrLnt2x5PvS4Gj7VcndVcF7P6FvWdUVUFMY2rAuWajpVqM7ParKSsBIPrevsCiItpYqxmv4qRY3uQ7SXRX7mDjd46BiT8BYnReZc0crUxKdjXH/' border='0' alt='' /></a>


Puncak kesuksesan dewa19

2000–2002: Puncak kesuksesan

Setelah sekian lama vakum dari blantika musik Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 April 2000, Dewa tampil secara perdana dengan formasi baru: Ahmad Dhani (keyboard), Andra Junaidi (gitar), Once Mekel (vokalis) dan Tyo Nugros (drumer).[23] Kali ini Dewa 19 hadir dengan nama "Dewa" saja, tanpa embel-embel "19".
Pada tahun 2000, Dewa merilis album kelimanya bertajuk Bintang Lima. Awalnya banyak yang pesimis dengan formasi Dewa saat itu. Namun ternyata, album Bintang Lima justru meledak di pasaran, bahkan menjadi album tersukses sepanjang karier Dewa.[24] Dari 11 materi lagu di album tersebut, 6 di antaranya manjadi lagu favorit anak-anak muda di seantero tanah air. "Roman Picisan", "Dua Sejoli", "Risalah hati", "Separuh Nafas", "Cemburu" dan "Lagu Cinta" adalah lagu-lagu yang banyak direquest di radio-radio terkemuka di Indonesia.[24] Dewa mengadakan tur di 36 kota untuk mempromosikan album ini sekaligus memperkenalkan formasi baru mereka.[25] Melalui album ini, Dewa menyabet tiga penghargaan AMI Awards 2000, yaitu "Penyanyi/Group Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Roman Picisan") dan "Album Terbaik".[26] Bintang Lima sukses terjual lebih dari 1,7 juta keping dan merupakan salah satu album terlaris di Indonesia.[2] Total penjualan album ini (asli dan bajakan) diperkirakan mencapai 9 juta keping.[9] Majalah Rolling Stone menempatkan album ini di posisi 96 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik".[27]
Erwin Prasetya yang telah sembuh total dari narkoba kembali bergabung dengan Dewa. Album keenam Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002.[28] Album ini awalnya akan diberi judul Indera Ke-Enam, namun hanya karena pertimbangan pasar, pihak label menggantinya menjadi Cintailah Cinta.[29][28] Album ini pun kembali mendulang sukses album Bintang Lima. Sebelum resmi dirilis di pasaran album ini bahkan telah laris sebanyak 200.000 keping.[30] Total penjualan album ini telah mencapai lebih 1,04 juta keping.[2] Pada ajang AMI Awards 2002, Dewa berhasil membawa tiga penghargaan untuk kategori "Duo/Grup Pop Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Arjuna") serta "Sampul Album Terbaik.[8]
Di tengah kesuksesan yang diraihnya, Dewa tersandung masalah pelanggaran hak cipta. Lagu berjudul "Arjuna Mencari Cinta" digugat oleh Yudhistira ANM Massardi, selaku penulis novel dengan judul yang sama.[6] Dewa dianggap menciplak judul novel "Arjuna Mencari Cinta" tanpa konfirmasi dengan si penulis. Meskipun awalnya sempat bersikukuh tidak bersalah, Dewa akhirnya bersedia berdamai dengan mengganti judul lagunya menjadi "Arjuna".
Pada tahun yang sama, Dewa merekam lagu berjudul "Juara Sejati" untuk menjadi theme song resmi Piala Dunia 2002 di Indonesia, yang disiarkan oleh RCTI.[31] Meskipun awalnya bukan untuk tujuan komersil, lagu ini kemudian dirilis dalam kompilasi bertajuk NU Rock.[32]
Pada tanggal 1 Juli 2002, Erwin Prasetya kembali dikeluarkan dari Dewa oleh pihak manajemen untuk selama-lamanya.[33][34] Ia kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna, yang merupakan mantan basist The Groove.[35]

2003–2006: Laskar Cinta, Republik Cinta dan upaya go international

Yuke Sampurna, mantan basist The Groove, bergabung bersama Dewa 19 pada tahun 2002.
Dewa menggelar tur bertajuk "Atas Nama Cinta" di 25 kota di Indonesia, yang dibuka dengan konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, 18 Februari 2003. Dalam tur ini, Dewa juga mengikutsertakan Ari Lasso, mantan vokalis Dewa.[36] Pada awal tahun 2004, Dewa merilis album live dobel Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman konser saat tur Atas Nama Cinta, menampilkan lagu-lagu hits Dewa sejak tahun 1992 dalam versi konser. Dewa juga merilis ulang The Best Of Dewa 19 dalam bentuk DVD berisi Kelahiran & Perjalanan Dewa 19 serta 10 video klip, ditambah 1 CD audio dan 1 buku sejarah dan perjalanan Dewa 19. Sejak dirilis pada tahun 1999, album The Best of Dewa 19 sendiri telah terjual hampir 1 juta keping.[3]
Pada tahun 2004, Dewa kembali melakukan tur di 30 kota yang disponsori Yamaha bertajuk "Yamaha Dewa Tour 2004 - Selalu Terdepan".[37] Selepas melakukan tur, bertempat di Avenue, Sari Pan Pacific Hotel, Dewa resmi merilis album kedelapannya yang berjudul Laskar Cinta pada tanggal 22 November 2004.[38] Di album ini Dewa menyuguhkan musik rock yang lebih keras serta penggunaan musik sampling.[39] Album ini melejitkan hits berjudul "Pangeran Cinta", "Satu" dan "Cinta Gila". Nama Dewa kemudian dikembalikan lagi menjadi "Dewa 19".
Masalah kembali menimpa Dewa 19, kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI) menyangkut sampul album Laskar Cinta yang memuat logo seperti kaligrafi Allah.[7] Perseteruan ini sempat berbuntut pada pelaporan Dewa 19 ke polisi oleh FPI. Setelah saling melempar komentar-komentar panas di media, akhirnya pada tanggal 27 April 2005, Dewa 19 dan pengacaranya Habib Umar Husein SH menggelar jumpa pers, untuk mengumumkan itikad mau mengubah logo dalam sampul album "Laskar Cinta".[40] Perubahan logo ini dilakukan oleh Tepan Cobain dari tim kreatif Dewa dengan berkonsultasi pada ahli kaligrafi Al Qur'an, Didin Sirajuddin AR.[40] Menyangkut perubahan logo, Dewa 19 juga mencetak ulang cover album Laskar Cinta. Dalam cetak ulang cover album itu, selain ada perubahan logo, juga ada perubahan di gambar personel Dewa yang sebelumnya terlihat memakai tato dihilangkan, sesuai saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).[40]
Sepanjang tahun 2003 hingga 2005, Dewa telah beberapa kali di undang untuk mengadakan konser di kancah internasional. Pada tanggal 13-15 Agustus 2003, Dewa mengadakan 2 buah konser di Jepang, masing-masing di Tokyo dan Nagoya.[41] Pada tahun 2004, Dewa mengadakan konser di Korea Selatan, lalu kemudian ke Amerika Serikat untuk menggelar konser di Boston, Houston, San Fransisco dan Seattle.[42][43] Pada tanggal 7 Mei 2004 Dewa juga mendapat undangan untuk mengadakan konser di Timor Leste dalam rangka Hari Kemerdekaan negara tersebut. Pada tanggal 15 Mei 2004, konser Dewa 19 digelar di Municipal Stadium, Dili dan disambut oleh 50.000 penonton.[44] Angka tersebut merupakan jumlah penonton terbesar Dewa selama manggung di luar negeri. Keesokan harinya, saat hendak kemballi ke Indonesia, personel Dewa didatangi oleh presiden Xanana Gusmao di koridor Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato.[44] Pada Maret 2005, Dewa menggelar konser di kota Sydney dan Melbourne, Australia.[42] Dewa 19 juga mengadakan konser di Singapura seusai menerima penghargaan khas dari Anugerah Planet Muzik 2005 sebagai "The Most Genius Band".[45]
Dewa mulai serius menjajaki pasar internasional dengan ditanda tanganinya kontrak untuk 3 album dengan EMI Music International Hong Kong yang berlaku per 1 Januari 2006.[46][47] Dewa 19 kemudian mengeluarkan album bertajuk Republik Cinta pada awal tahun 2006 dalam 2 versi, yakni untuk pasar Indonesia dan pasar internasional.[46][48] Sebelum merilis album ini, pada tanggal 12 Desember 2005, Dewa dan EMI telah melempar singel berjudul "Laskar Cinta" di 150 radio di Indonesia.[48] "Laskar Cinta" sendiri mengangkat isu terorisme dan kekerasan. terinspirasi oleh perseteruan Dewa dengan FPI beberapa waktu sebelumnya. Tulisan KH Abdurrahman Wahid di The New York Times, koran terkemuka di Amerika Serikat, telah mengantarkan nama Dewa 19 ke negara tersebut.[46] Dewa mendapatkan penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas lagu "Warriors of Love" (versi bahasa Inggris "Laskar Cinta") yang dinilai menyerukan perdamaian dan toleransi beragama. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh CEO LibForAll Foundation, Holland Taylor, di New York, Amerika Serikat.[9][10]
Dewa 19 menghabiskan biaya lebih dari setengah miliar untuk menggarap 11 video klip di album ini. Dewa 19 kemudian merilis VCD dan DVD Karaoke dari album Republik Cinta.[49] Dewa juga membuat video klip "I Want to Break Free" untuk keperluan internasional. Video dari lagu milik band legendaris Queen ini juga diputar oleh jaringan Hard Rock Cafe di seluruh dunia, guna memperlebar kesempatan Dewa dikenal secara internasional.[49][50]
Meskipun upaya menuju karier internasional mereka gagal, album Republik Cinta berhasil membuahkan penghargaan di AMI Awards 2006. Dewa 19 berhasil meraih penghargaan "Grup Rock Terbaik" dan "Album Terbaik".[51] Tidak hanya itu, vokalis Dewa, Once juga meraih penghargaan sebagai "Penyanyi Solo Pria Terbaik" melalui proyek solonya. Album Republik Cinta sendiri terjual sebanyak 450 ribu keping selama 3,5 minggu.[52] Pada bulan Maret 2006, album ini juga meraih sertifikat platinum di Malaysia.[52] Pada tahun ini, Dewa juga dinobatkan sebagai "Duta Surabaya" atas kesuksesan dan prestasi mereka sebagai grup musik yang berasal dari Surabaya.[53][54]

Once Mekel

Once Mekel


Once Mekel
Once Mekel
Latar belakang
Nama lahir Elfonda Mekel
Lahir 21 Mei 1970 (umur 42)
Bendera Indonesia Makassar, Indonesia
Jenis Musik Rock, Pop
Pekerjaan Penyanyi
Tahun aktif 1991 - sekarang
Terkait dengan Fargat 27
Ahmad Dhani
Dewa
Pasangan Rietma Dhanty Angelica Immaculata Tauchid (Ima)
Anak Manuel Mekel
Almamater Fakultas Hukum Universitas Indonesia (selesai)
Agama Katolik
Elfonda Mekel (lahir di Makassar, 21 Mei 1970; umur 42 tahun), dikenal sebagai Once Mekel[1] adalah seorang penyanyi berkebangsaan Indonesia yang populer sebagai vokalis grup musik Dewa 19. Once bergabung dengan Dewa 19 pada tahun 1999, menggantikan Ari Lasso sebagai vokalis. Sebelum bergabung dengan band tersebut, ia telah merilis singel solo, seperti "Juwita Pandang" (1991) dan "Anggun" (1999). Karier Once kemudian melesat menuju puncak popularitas melalui album-album terlaris Dewa seperti Bintang Lima (2000) dan Cintailah Cinta (2002). Once telah menelurkan sebanyak lima album bersama Dewa 19. Setelah sukses sebagai vokalis band, Once kembali merintis karier solonya lewat singel "Dealova" (2005) yang merupakan soundtrack film berjudul sama. Setelah pembubaran Dewa 19 pada tahun 2011, Once mulai vokus dalam kariernya sebagai penyanyi solo. Setelah merilis beberapa singel, ia akhirnya meluncurkan album pertamanya bertajuk Once (2012). Once dikenal sebagai salah satu vokalis pria terbaik di Indonesia dari sisi karakter dan kekuatan vokal. Majalah Rolling Stone memasukan Once dalam "50 Greatest Indonesian Singers", yaitu daftar 50 penyanyi Indonesia terbaik sepanjang masa.[2]

Daftar isi

Biografi

Ketika duduk di bangku SMP menggantikan vokalis pada sebuah festival band, dan sejak itu ia mulai berkecimpung di dunia musik. Setamat SMA, Once telah menjadi vokalis semiprofesional yang mendapat bayaran. Band-nya pernah mengiringi penyanyi kondang seperti Ita Purnamasari.
Tahun 1989, Once diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Semasa kuliah ia juga bergabung dengan band. Once pernah bergabung bersama Andy Liany, Ronald, dan Pay membentuk Fargat 27, dan merilis album "Seribu Angan". Pada saat kuliah, karena banyak membaca buku-buku tua yang berdebu, Once mengalami gangguan pita suara, sehingga ia memutuskan berhenti sebagai penyanyi dan tekun dengan kuliahnya dan bandnya.
Lulus kuliah pada tahun 1996, ia kemudian bekerja sebagai legal coordinator di sebuah perusahaan konstruksi, dan dua tahun kemudian pindah ke proyek penelitian kerjasama antara LIPI dan dan CSIRO. Tahun 1997, di tengah kesibukannya Once kembali menyanyi di kafé, setelah pita suaranya sembuh, walaupun dengan suara yang berbeda (pensiun menyanyi selama 5 tahun).[3] Setelah hengkang dari proyek MSI LIPI tahun 1998, Once mulai serius ke dunia musik. Bersama Ahmad Dhani, ia menggarap rekaman untuk film Kuldesak. Tahun 2000, Once resmi bergabung dengan Dewa 19 sebagai vokalis. Kali ini grup mereka dengan nama Dewa saja. Pada tahun 2011, Once keluar dari Dewa 19 dan tak lama kemudian band tersebut resmi dibubarkan.[4]
Kini Once mengembangkan karirnya sebagai penyanyi solo & kini pula Once bergabung dengan supergrup AYLI (As You Like It) Project, yang beranggotakan Ari Lasso, Yuke, Maggi, Badai, & Irfan yang merupakan sesama mantan personel Dewa & personel beberapa band papan atas Indonesia seperti /rif, The Samsons, & Kerispatih.[5]
Pada tahun 2012, Once meluncurkan sebuah album yang diberi judul Once. Album ini hanya dijual di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.

Kehidupan Pribadi

Pada tanggal 20 Desember 2005, Once menikahi kekasihnya yang telah dipacarinya selama 3 tahun, Rietmadhanty Angelica Immaculata Tauchid yang akrab disapa Ima. Saat upacara pernikahan, Ima datang dengan sebuah mobil kuno yang pernah dipakai Presiden Soekarno sebagai mobil kepresidenan. Resepsi pernikahan digelar malam harinya di Hotel Mulia [6]. Ima sendiri adalah putri penyanyi senior Henny Purwonegoro.

Sekolah

Diskografi

Album Dewa 19
Album solo

Ahmad Dhani

Ahmad Dhani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Ahmad Dhani Prasetyo

Ahmad Dhani dalam salah satu Konser Dewa 19 di Singapura
Latar belakang
Nama lahir Ahmad Dhani Prasetyo
Nama lain Dhani Manaf
Lahir 26 Mei 1972 (umur 40)
Bendera Indonesia Surabaya, Indonesia
Genre Rock, pop
Pekerjaan Penyanyi, multi-instrumentalis, pencipta lagu, komposer, produser rekaman, aransir, pengusaha
Instrumen Vokal, gitar, kibor, drum
Tahun aktif 1992–sekarang
Label Aquarius Musikindo, Republik Cinta Records
Situs resmi www.ahmaddhani.com
Ahmad Dhani Prasetyo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1972; umur 40 tahun) atau yang lebih dikenal dengan Ahmad Dhani adalah seorang musisi rock dan pengusaha berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan pendiri dan pemimpin grup musik Dewa 19 yang merupakan salah satu band paling sukses sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an. Ia juga telah mencetak beragam karya yang berhasil mengorbitkan banyak penyanyi dan grup musik. Dhani juga merupakan pendiri dan pimpinan dari Republik Cinta Management. Dhani dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan sering memancing pro dan kontra. Ia juga dikenal sebagai musisi dengan eksperimentasi musik dan lirik puitis yang mengutip kata-kata mutiara dari pujangga terkenal.[1] Majalah MTV Trax edisi perdana tahun 2002 menobatkan Dhani sebagai salah satu "25 Musisi/Grup Paling Berpengaruh dalam Musik Indonesia."[1] Majalah Rolling Stone juga menempatkannya ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa."[2]

Daftar isi

Perjalanan Karier

Dewa 19

Bakat musik Dhani mulai bergejolak saat duduk di bangku SMPN 6 Surabaya. Dhani bersama 3 orang sahabatnya Andra Junaidi, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso, kemudian mendirikan grup band DEWA pada tahun 1986. Dhani bertindak pada vokal dan keyboard. Saking tergilanya pada musik, tak jarang Dhani bolos sekolah untuk sekedar berkumpul bersama teman-temannya di DEWA untuk sekedar memainkan alat musik di rumah Wawan di kawasan komplek Universitas Airlangga. Dhani semula yang menteng di jalur rock, kemudian mencoba jalur musik jazz yang kemudian diikuti perubahan nama Dewa menjadi Downbeat. Bersama Downbeat, Dhani sempat menjuarai Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun akhirnya Dhani kembali ke jalur rock dan mengibarkan bendera DEWA 19 dengan tambahan Ari Lasso.
Karena tidak ada studio yang memadai di Surabaya, pada tahun 1991 Ahmad Dhani hijrah ke Jakarta untuk mencari perusahaan rekaman yang akan melabeli Dewa 19. Dengan modal seadanya, Dhani menginjak rimba ibukota, gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota. Setelah sempat ditolak sejumlah label, akhirnya dhani dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records. Usaha Dhani tidak sia-sia, album perdana Dewa 19 (1992) sukses besar dengan melejitnya sejumlah hits seperti ”Kangen” dan ”Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi”. Album ini tercatat sebagai album terlaris 1993 dan Dewa dianugerahi sebagai pendatang baru terbaik. Sukses Dewa 19 berlanjut di album-album berikutnya. Hingga saat ini tak kurang dari sebelas album yang telah dirilis Dhani bersama Dewa, yaitu Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best Of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007). Meski telah beberapa kali mengalami pergantian personel, sampai saat ini Dewa 19 masih tetap eksis di blantika musik Indonesia.

Karier lain

Selain aktif di Dewa 19, Dhani juga sibuk dengan kegiatan lain. Pada tahun 1999, ia sempat melahirkan Ahmad Band, yang sempat dikenal dengan tembang ”Bidadari di Kesunyian” dan ”Aku Cinta Kau Dan Dia”. Selain itu Dhani juga menjadi memproduseri artis lain selain Dewa 19. Pada tahun 1997, Dhani berhasil mengorbitkan penyanyi R&B Reza Artamevia dengan memproduseri dua albumnya, Keajaiban (1997) dan Keabadian (2000). Sejak saat itu, ia mulai sering memproduseri artis lain dan melahirkan bakat-bakat baru dalam dunia musik. Penyanyi pop Krisdayanti juga mengajak Dhani untuk terlibat dalam pembuatan album solonya yang berjudul Mencintaimu (2000).[3] Dhani juga berhasil mengubah Denada dari penyanyi rap menjadi penyanyi R&B saat menggarap album ketiganya bertajuk Awal Baru (2000).[4] Dhani kemudian berhasil menemukan Tere dan memproduseri album pertamanya Awal Yang Indah (2002).[5] Ia juga membimbing istrinya Maia saat membentuk dan membesarkan duo Ratu. Pada tahun 2003, Dhani menjadi salah satu produser di album dewasa pertama Agnes Monica berjudul And the Story Goes (2003), sekaligus berduet di lagu "Cinta Mati".[6]

The Rock

Bermula dari perekaman album solonya di Australia, Dhani bertemu dengan 3 anggota band Hospital The Musical, yaitu Clancy Alexander Tucker, Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett di Studio 301, Sydney - Australia. Dari pertemuan itu munculah ide untuk berkolaborasi dalam sebuah grup musik. Dhani yang memiliki niat untuk go international menerima ajakan tersebut dan terbentuklah The Rock yang mana Hospital The Musical tidak bubar dan Dhani juga tidak meninggalkan Dewa 19. Pada Agustus 2007, lahirlah album pertama The Rock dengan tajuk Master Mister Ahmad Dhani I yang mencetak single ”Munajat Cinta”.
Hospital The Musical pernah mengikuti tour Marlboro Kretek di Indonesia, pada bulan Agustus-September 2007. Saat itu mereka menggunakan nama Fire Shark, bersama vokalis Mark Williams

T.R.I.A.D

Di Tahun Ini Dhani betemu personel 5 anggota yaitu Cameria Happy Pramita (Gitar,Backing Vocal),Ices (Bass) ,Tharaz Bistara (Gitar),Ikmal Tobing (Drummer) dan Terakhir Wahyu Sudiro (Gitar) pada LAUNCHING ALBUM TRIAD The Rock Cafe Jakarta 19 Feb 2010 sudah merilis album dengan hits single nya "Makhluk Tuhan Paling Sexy" milik penyanyi Mulan Jameela hits single kedua berjudul "Mustapha" milik Grup Band Barat Queen dan terakhir 2010 hits ketiga berjudul "Selir Hati"

Jazz

Salah satu musik kegemaran Si Jenggot (panggilan akrab Dhani) adalah musik Jazz. Dia berkerja sama dengan Tim Oram, musisi Jazz di Sydney. Bersama Tim dia berkolaborasi dengan musisi-musisi jazz di Australia. Terdapat 4 lagu Jazz di album The Rock, dan April 2009, dia merilis album 100% Jazz dengan judul The Best Is Yet To Come.

Kehidupan Pribadi

Dhani menikah dengan Maia Estianty pada tahun 1994, setelah sekian lama menjalin cinta sejak Dhani masih di SMA Negeri 2 Surabaya. Dari pernikahan mereka, keduanya memiliki 3 anak. Dhani menamai anak-anaknya sesuai tokoh sufi yang dikaguminya, yakni Ahmad Al Gazali, El Jalaluddin Rumi, dan Ahmad Abdul Qodir Jaelani. Sejak akhir 2006, Dhani dan istrinya terlibat skandal 'tuduh menuduh' yang berujung pada gugatan cerai yang diajukan oleh Maia Estianty. Rumah tangga mereka resmi berakhir pada 23 September 2008 melalui keputusan hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Kasus

Tanggal 1 Maret 2011 Dhani dilaporkan wartawan atas tuduhan pemukulan yang dilakukan di depan rumah Mulan Jameela.[7]

Buku

Diskografi

Dewa 19

Ahmad Band

The Rock

Muhammad Dhani & The Swinger

T.R.I.A.D

Album lain

Penampilan lain

Andra Junaidi dewa19

Andra Junaidi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Andra Junaidi
Andra Junaidi
Latar belakang
Lahir 17 Juni 1972 (umur 40)
Bendera Indonesia Surabaya, Indonesia
Pekerjaan musisi
Instrumen gitar, drum
Tahun aktif 1992 - sekarang
Mempengaruhi Dewa 19, Andra and The BackBone, MahaDewa
Pasangan Ismulia Permatasari
Anak Yasmeen Fadilah
Timur Zavier
Orang tua A. Ramadhan dan S.M. Fadilah
Anggota
Dewa 19 Andra and The BackBone
Andra Junaidi (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 17 Juni 1972; umur 40 tahun) adalah gitaris dari grup band besar Dewa 19 dan juga band Andra and The BackBone

Biografi

Andra Junaidi Ramadhan dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1972 sebagai anak bungsu dari enam bersaudara hasil pernikahan pasangan A. Ramadhan dan S.M. Fadilah. Andra mengaku terlambat mengenal musik, karena baru SMP lewat ekskul musiklah ia mulai tertarik pada musik. Pertama ia bermimpi untuk menjadi seorang drummer terkenal, tapi karena masalah biaya untuk membeli Drum sangat mahal dan setelah melihat teman2nya asyik memetik gitar, hobinya pun berganti. Bermodal gitar pinjaman, ia mulai belajar gitar, dan memang karena bakat, kemampuan dan teknik permainannya berkembang sangat pesat. Di SMPN 6 inilah, Andra bertemu dengan Dhani, Wawan, dan Erwin kemudian mereka sepakat untuk membentuk band dengan nama Dewa. Aliran rock yang pertama mereka geluti akhirnya pindah ke jazz akibat pengaruh Erwin. Masalah kemudian bergelayut pada kehidupan Andra yaitu ketika ia harus memilih antara kariernya sebagai pemusik atau meneruskan kuliahnya di jurusan desain interior. Dengan pertimbangan yang matang, akhirnya Andra memilih untuk terus meniti karier di dunia musik, tapi bukan berarti langkahnya tetap mulus, karena kedua orang tuanya tidak setuju kalau Andra harus melepaskan bangku kuliahnya. Layaknya orang tua biasa, mereka ingin melihat Andra meraih gelar sarjana seperti kelima kakaknya yang sudah selesai. Tapi akhirnya kedua orang tuanya mau mengerti dan memang terbukti pilihan Andra tepat. Setelah melepaskan kuliahnya, konsentrasinya ke Dewa 19 membuat kreativitasnya lebih tergali. Kontribusi Andra terhadap komposisi lagu Dewa 19 tak bisa dipungkiri.
Pada tahun 1999 Andra menikah dengan Ismulia Permatasari dan sudah dikaruniai seorang putri yaitu Yasmeen Fadilah dan seorang putra yang diberi nama Timur Zavier.
Andra yang merupakan salah satu motor dan pendiri grup Band Dewa19, dengan kesetiaan seorang Andra dalam membesarkan Dewa19 itulah yang patut diacungi jempol, karena Andra adalah satu2nya orang selain Dhani sendiri yang dari awal sampai sekarang masih merupakan personel Dewa19. Tapi dari dulu Andra memang sangat ingin membuat album solo sendiri, sedikit demi sedikit dia mengumpulkan lagu2 yang diciptakannya sendiri untuk project album solonya. Tapi karena jadwal Dewa19 yang sangat padat dan memang orientasi pertama adalah untuk band kesayangannya itu maka Album solonya sedikit tertunda.
Sampai pada tahun 2006 saat jadwal Dewa19 tidak terlalu padat akhirnya Andra mulai serius membuat Album solonya itu. Karena ditahun-tahun sebelumnya Andra bertemu dengan Stevie Morley Item yang kala itu sebagai additional player Dewa19 dan merasa cocok dengan gaya permainan Stevie, jauh2 hari Andra sudah pernah menawarkan kepada Stevie untuk ikut bergabung dalam project tersebut. Mereka berdua seperti mempunyai misi dan visi yang sama dalam hal bermusik.
Ditahun yang sama Andra & Stevie menemukan seorang Dedy Lisan yang menurut mereka cukup cocok membawakan lagu2 ciptaan Andra. Setelah mereka membuat demo dan menyerahkan ke label rekaman, dengan jalan yang bisa dibilang cukup mulus akhirnya mereka berhasil menelorkan album pertama mereka Andra and The BackBone dan mengusung nama yang sama untuk nama band mereka. Akhirnya berhasil juga perjuangan seorang Andra mempunyai Album yang sudah lama di nanti2kan oleh banyak penggermarnya. Dengan keluarnya Album tersebut bukan berarti Andra tidak setia lagi dengan band terdahulunya Dewa19, justru hal ini yang tetap mempererat hubungannya dengan Dhani dan Dewa19 itu sendiri. Selain dapat restu dan persetujuan dari Dhani juga karena Dewa19 tetap merupakan prioritas utama Andra dan Backbone sebagai selingan dan mainan barunya.

Diskografi

Bersama Dewa 19
Bersama Andra and The BackBone